Pembahasan mengenai jin kafir yang di bacakan Qur'an
(Ibnu Abdillah Al-Katibiy, 25-11-2024)
Sebelumnya sudah saya tampilkan data ilmiyyahnya bahwa al-Quran mampu membuat jin kafir kepanasan baik saat di luar tubuh manusia maupun saat merasuki tubuh manusia. Hujjah-hujjah ini belum dijawab, ada lagi ocehannya yang lain yang menunjukkan kerancuan dalam kerangka berpikirnya kalau tidak mau dibilang jahil atau bodoh.
Dia menggunakan surat Al-Jinn berikut dalam berhujjah ngawurnya :
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
“ Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, “
Dia berstatmen bahwa ayat ini dalil yang menunjukkan sesungguhnya jin kafir kalau dibacakan Al-Quran pasti akan sejuk dan malah masuk Islam bukan malah kepanasan atau kelojotan seperti yang diptaktekkan para peruqyah pembohong.
𝑱𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 :
Mendengar statmen semacam ini sebenarnya membuat hati saya tergelitik lucu saja dengan kejahilannya yang tidak pernah disadarinya. Statmen semacam ini sangat tidak perlu dibantah, karena dengan sendirinya sudah runtuh dan akan hanyut ditelan waktu. Namun saya sekedar memberikan kisi-kisi kepadanya supaya bisa bercermin, karena mungkin cermin di rumahnya berkarat dan berjamur.
𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 :Ayat ini tidak bisa sama sekali dialihkan sebagai hujjah bahwa jin kafir akan tenang dan masuk Islam jika dibacakan ayat-ayat Al-Quran secara keseluruhan, apalagi diklaim sebagai hujjah semacam itu. Jauh panggang dari apinya.
𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂 :tidak ada satupun ulama ahli tafsir yang menjadikan ayat ini sebagai dalil jin kafir pasti akan tenang atau masuk Islam jika dibacakan ayat-ayat Al-Quran. Fakta ini sudah cukup menunjukkan cara berpikir orang ini bertentangan dengan pemikiran yang lurus dan bukti nyata kerusakan kerangka berfikirnya. Tapi jutsru banyak dalil yang menunjukkan sebaliknya. Sebab itu saya katakan dengan sendirinya statmen itu sudah runtuh.
𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 :Asbab Nuzul ayat ini adalah, ayat tersebut berkaitan dengan surat al-Ahqaf ayat 29 yang berbunyi :
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ
“ Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan “.
Pada masa antara nabi Isa dan nabi Muhammad, langit dunia tidak terjaga. Dan saat Allah mengutus nabi Muhammad, maka langit dunia mendapat penjagaan malaikat dan bintang-bingtang menjadi panah-panah api bagi syaitan yang hendak mencuri dengar informasi-informasi langit. Maka iblis berkata kepada pasukannya, “ Telah terjadi sesuatu di muka bumi “. Lalu iblis memerintahkan pasukannya berpencar ke penjuru bumi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Sekelompok jin yang pertama diutus olehnya adalah dari Nasibin, sebuah negeri di Yaman yang mereka merupakan bangsawan dan penguasa dari bangsa jin.
Iblis mengirim mereka ke Tihama dan sekitar Yaman dan berlalu ke ke lembah, Nakhla, yang berjarak dua malam perjalanan dari lembah, dan mereka menemukan di dalamnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sholat subuh. Para jin itu lalu mendengar nabi membaca al-Quran, dan pemimpin mereka mengatakan : Diam dan dengarkanlah “ Ketika nabi selesai membacanya, mereka kembali kepada kaumnya dan memberikan peringatan “. (Silahkan cek tafsir imam Ath-Thabari)
Ayat ini juga menjadi dalil kuat bahwa jin bisa diislamkan yang dari sebelumnya kafir dan menunjukkan bahwa jin terkena taklif juga sebagaimana manusia. Karena orang ini juga sering berstatmen, “ bahwa jin tidak bisa diislamkan karena semua jin umurnya ribuan dan sudah mengetahui mana yang baik dari zaman ke zaman “. Yang semakin menampakkan kejahilannhya dalam memahami bab ini.
Kemudian ayat ini terkait dengan surat al-Ahqaf ayat 29 tersebut yang ayat-ayat sebelumnya ketika Allah menjelaskan bahwa di kalangan manusia ada yang beriman maka Allah juga menjelaskan bahwa jin kalangan kafir juga ada yang beriman. Maka konteks ayat ini berkaitan dengan penjelasan kelompok jin yang beriman kepada nabi wasilah mendengarkan ayat Al-Quran, bahkan mayoritas ulama mengomentari bahwa Nabi saat itu tidak mengetahui alias tidak melihat dan membacakan. Konteksnya bukan sedang membacakan ayat-ayat Quran terhadap orang yang terkena gangguan jin atau terhadap manusia yang dirasuki jin. Konteks ini ada babnya sendiri.
𝑲𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 :Jin kepanasan bahkan terbakar saat dibacakan Al-Quran dalam konteks pengobatan ruqyah atau kondisi-kondisi tertentu, sangatlah ada dan banyak. Dan dalil-dalilnya sangatlah terang seterang matahari di siang bolong.
Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dalam Zawa'id al-Musnad dalam rantai sanadnya ada perowi yang lemah dari Ubay bin Ka'b, yang mengatakan : Saya sedang duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang Badui mendatanginya dan berata Wahai Nabi Allah, aku mempunyai seorang saudara yang sedang menderita suatu penyakit. Nabi bersabda : Dan apa penyakitnya? Dia berkata: ada lumam yaitu tersentuh oleh jin.
Nabi bersabda : Bawakan ia kepadaku “ Dia berkata: Maka dia meletakkannya di tangannya, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ta'awwudz padanya dengan surat Fatihah dan empat ayat dari awal Surat Al-Baqarah, dan dua ayat ini, dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa), dan ayat Arsy, dan tiga ayat dari akhir Surat Al-Baqarah, Dan satu ayat dari Al Imran: Tuhan menanggung saksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, dan ayat dari norma: Sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan, dan tanda terakhir bagi orang-orang yang beriman: Maha Suci Allah, Raja yang Sebenarnya), dan ayat dari Surat Al-Jinn: Dan bahwa Dialah Yang Maha Tinggi Tuhan kita, dan sepuluh ayat dari awal Surat Al-Saff, dan tiga ayat dari awal Surat Al-Hashr, “Katakanlah, 'Dialah Tuhan, Yang Esa, Yang Esa'” dan “ Al-Mu'awwidhatayn,” maka laki-laki itu berdiri seolah-olah tidak pernah mengeluh. (Abwabul Faraj, sayyid Muhammad Al-Maliki : 71)
Hadits ini juga menjadi dalil dari Nabi langsung terhadap bacaan Al-Quran yang bisa berefek kepada jin kafir.
Sebagian orang shaleh menyebutkan : Ada seorang budak perempuan buang air kecil pada malam hari di tempat yang jarang buang air kecil. Jadi dia keserupan. Maka orang shalih itu berdiri di hadapan wanita itu dan mengucapkan :
بِسْمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحِيْمِ. آلمص طه, طسم, كهيعص, وَالْقُرْآنِ الحَكِيم, حم, عسق, ن وَاْلقَلَمِ وَماَ يَسْطُرُوْن.
Lalu Wanita itu sadar dan tidak Kembali lagi kesurupan kepadanya. (Adz-dzahab Al-Ibriz, imam al-Ghazali : 53)
Ibnu Qutaybah berkata: Seorang syekh dari Hamadan menceritakan kepadaku, dia berkata: Seorang gadis kecil kesurupan [sedang bermain], lalu aku melihat dalam mimpiku seorang malaikat menampakkan diri kepadaku dalam wujud yang belum pernah aku lihat sebelumnya, dan dia mempunyai sepuluh sayap. Dia berkata: Di dalam Kitab Allah ada obat untuk penyakit kesurupan ini. Saya berkata: Apa itu, semoga Tuhan merahmati Anda? Dia berkata: Bacalah di pagi hari :
- قُلْ اللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللهِ تَفْتَرُونَ
- يَا مَعْشَرَ الجن والإنس إن اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بسُلْطَان. فبأي آلاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانَ يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شَوَاظٌ مِّن نَّارٍ وَنَحَاسٌ فَلَا تنتَصِرَانَ
- قَالَ اخْسَئوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونَ
Hal ini ada dalam Al-Qur’an, tidak ada manusia atau jin yang tetap bersamanya. Maka aku terbangun dan aku telah hafal itu, maka aku membacakannya kepadanya, lalu dia berdiri dengan kebingungan sambil menutupi wajahnya dengan keheranan dan berkata : Semoga Tuhan merahmatimu, kenapa denganku? maka aku berkata kepadanya: Tenang, damai dan aman. Kemudian jin itu tidak mengganggunya lagi setelah itu. (Adz-Dzhahab Al-Ibriz, imam Al-Ghazali : 70)
Habib Abdullah Al-Haddad berkata :
ان اهل الزمان في قلوبهم شياطين ولهذا يضيقون من قراءة القران والجلوس في المساجد ولولا ذالك ماضاقوا ألا ترى الى المصروع الذي دخله الشيطان او قال الذي فيه الجني اذا قرأت عليه القران كيف يصيح ؟
“ Sesungguhnya penduduk zaman hati mereka ini penuh setan, oleh sebab itu mereka sempit hatinya untuk membaca al-Quran dan duduk di masjid-masjid. Seandainya bukan demikian maka hati mereka tidaklah sempit. Tidakkah engkau melihat kepada orang yang kesurupan yang dimasuki oleh setan, atau jin berkata pada dirinya, Ketika engkau bacakan Quran padanya, bagaimana ia menjerit ?” (Thayyibat al-Mawaid : 3/6)
Yang tersirat dalam maqolah beliau ini adalah, bahwa setan yang ada dalam tubuh seorang yang mashru’ (kesurupan) akan menjerit saat dibacakan al-Quran.
Maka saat ia berani berstatmen bahwa orang yang meyakini bacaan Quran dapat membuat jin kepanasan adalah akidah yang dungu sebagaimana beredar di media sosial yang ia sebarkan dengan PD-nya, telah menyatakan pula bahwa imam Ghazali, Habib Abdullah Al-Hadddad dan sayyid Muhammad Al-Maliki adalah berakidah dungu ? jadi jelaskan siapa yang dungu bahkan akut ?