Search This Blog

Wednesday, 4 December 2024

Dalil adanya kesurupan jin

𝙋𝙚𝙢𝙗𝙪𝙠𝙩𝙞𝙖𝙣 𝘼𝙗𝙚𝙧𝙚𝙖𝙠𝙨𝙞 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙪𝙠𝙩𝙞𝙖𝙣 𝙆𝙚𝙨𝙪𝙧𝙪𝙥𝙖𝙣 ? Part 2
(Ibnu Abdillah Al-Katibiy, 04-12-2024)

Kenapa ulama Islam telah ada andil dalam pembahasan jin merasuki manusia dan menyebabkan kesurupan ?

Karena tentu mereka tidaklah menilai segala sesuatunya terkecuali menimbangnya terlebih dahulu dengan timbangan syare’at Islam. Sebab semua perilaku manusia terikat dengan beban taklif yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala melalui nabi-Nya yang terkait dengan hukum halal, haram dan seterusnya. Termasuk dengan fenomena manusia yang kesurupan. Dalam sejarah kebudayaan Islam, masa demi masa, hingga masa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadi suri tauladan bagi umat ini dalam segala hal. Kita bisa mengetahuinya melalui hadits-haditsnya, berlanjut kepada masa sahabat lalu masa tabi’in hingga masa para ulama setelahnya. Sangat mudah melacak refrensi-refrensi bab ini bagi orang yang mau inshof dan menurunkan egonya.

Dalam kitab Abwaj Al-Faraj karya seorang ulama yang diakui kealimannya oleh ulama dunia yaitu sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki pada halaman 71 yang dikeluarkan oleh lembaha Haiah Ash-Shofwah Al-Malikiyyah, menulis babnya dengan ; Ruqyah lisshar’i yang artinya Ruqyah untuk gangguan kesurupan. Dari judulnya saja kita bisa memahami maksud bab ini dari beliau yang bermakna beliau mengakui adanya kesurupan karena jin, karena selanjutnya beliau menampilkan data hadits berikut ini :

 أخرج عبد الله بن الإمام أحمد في (( زوائد المسند )) بإسناده فيه راو ضعيف ، عن أبي بن كعب قال : كنت جالسا عند النبي ﷺ جاءه أعرابي فقال : يا نبي الله إن لي أخا وبه وجع قال : (( وما وجعه ؟ )) قال : به لمم أي : مس من الجن

Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dalam Zawa'id al-Musnad dalam rantai sanadnya ada perowi yang lemah dari Ubay bin Ka'b, yang mengatakan : Saya sedang duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang Badui mendatanginya dan berkata  Wahai Nabi Allah, aku mempunyai seorang saudara yang sedang menderita suatu penyakit. Nabi bersabda :  Dan apa penyakitnya? Dia berkata: ada lumam yaitu tersentuh oleh jin…

Lanjutan haditsnya : 

Nabi bersabda : Bawakan ia kepadaku “ Dia berkata: Maka dia meletakkannya di tangannya, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ta'awwudz padanya dengan surat Fatihah dan empat ayat dari awal Surat Al-Baqarah, dan dua ayat ini, dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa), dan ayat Arsy, dan tiga ayat dari akhir Surat Al-Baqarah, Dan satu ayat dari Al Imran: Tuhan menanggung saksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, dan ayat dari norma: Sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan, dan tanda terakhir bagi orang-orang yang beriman: Maha Suci Allah, Raja yang Sebenarnya), dan ayat dari Surat Al-Jinn: Dan bahwa Dialah Yang Maha Tinggi Tuhan kita, dan sepuluh ayat dari awal Surat Al-Saff, dan tiga ayat dari awal Surat Al-Hashr, “Katakanlah, 'Dialah Tuhan, Yang Esa, Yang Esa'” dan “ Al-Mu'awwidhatayn,” maka laki-laki itu berdiri seolah-olah tidak pernah mengeluh ".

Dari konteks bab yang dicantumkan sayyid Muhammad ini, menunjukkan kepada kita bahwa beliau mempercayai adanya kesurupan karena jin. Orang yang memiliki hati yang inshof dan kejernihan berfikir, akan merasa cukup dengan hujjah ini. 

Jauh sebelum sayyid Muhammad Al-Maliki, imam Al-Ghazali juga sudah mempercayai adanya kesurupan karena jin. Hal ini bisa kita lihat di kitab beliau Adz-Dzahab Al-Ibriz hal 53. Beliau menulis :

رواية اخرى في بعض الأوائل المذكورة خاصيتها لدفع الصرع :

“ Riwayat lain di dalam sebagian permulan-permulaan surat, kekkhusuannya untuk menyembuhkan kesurupan “. Lalu imam Ghazali menampilkan kisah berikut :

ذكر بعض الصالحين قال : وعكت جارية وبالت بالليل في موضع لم يعتد فيه البول فصرعت فقام اليها فقال :

“ Sebagian orang shalih menyebutkan bahwa ada seorang budak perempuan buang air kecil pada malam hari di tempat yang jarang buang air kecil. Jadi dia keserupan. Maka orang shalih itu berdiri di hadapan wanita itu dan mengucapkan :

بِسْمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحِيْمِ. آلمص طه, طسم, كهيعص, وَالْقُرْآنِ الحَكِيم, حم, عسق, ن وَاْلقَلَمِ وَماَ يَسْطُرُوْن.

Lalu Wanita itu sadar dan tidak Kembali lagi kesurupan kepadanya “.

Di sini kita bisa memahami bahwa imam Ghazali mempercayai adanya kesurupan karena jin. Bahkan jauh sebelum imam Ghazali ada imam Ibnu Qutaibah seorang ulama salaf ahli hadits dan sejarah juga ahli tafsir. Imam Ghazali menampilkan riwayat dari beliau di kitabnya Azd-Dzahab Al-Ibriz halaman 70 sebagai berikut :

ایات شريفة رقية من الصرع
“ Ayat-ayat mulia, ruqyah dari gangguan kesurupan “. Lalu beliau melanjutkan :

قال ابن قتيبة: حدثني شيخ من همدان قال صرعت صبية [لعبت)، فرأيت في منامي ملكا تمثل لي في صورة لم أشاهد مثلها وله عشرة أجنحة، فقال: إن في كتاب الله لشفاء لهذه المصروعة ، قلت : وما هو يرحمك الله؟، قال: أتل عليها بالغداة :

Ibnu Qutaybah berkata : Seorang syekh dari Hamadan menceritakan kepadaku, dia berkata: Seorang gadis kecil kesurupan [sedang bermain], lalu aku melihat dalam mimpiku seorang malaikat menampakkan diri kepadaku dalam wujud yang belum pernah aku lihat sebelumnya, dan dia mempunyai sepuluh sayap. Dia berkata: Di dalam Kitab Allah ada obat untuk penyakit kesurupan ini. Saya berkata: Apa itu, semoga Tuhan merahmati Anda? Dia berkata: Bacalah di pagi hari : 

Lalu beliau menampilkan beberapa ayat dari Al-Quran. Lalu menampilkan :

هذا في القرآن الذي لا يثبت معه إنس ولا جان. فاستيقظتُ وقد حَفِظْتُ ذلك، فَتَلوتُهُ عليها، فقامت مُتحيّرة وهي تستر وجهها بدهشة وقالت: يرحمك الله ما شأني ؟!، فقلت لها: الرحب والسعة والسلامة. ثم لم يعاودها بعد ذلك

“ Hal ini ada dalam Al-Qur’an, tidak ada manusia atau jin yang tetap bersamanya. Maka aku terbangun dan aku telah hafal itu, maka aku membacakannya kepadanya, lalu dia berdiri dengan kebingungan sambil menutupi wajahnya dengan keheranan dan berkata : Semoga Tuhan merahmatimu, kenapa denganku? maka aku berkata kepadanya: Tenang, damai dan aman. Kemudian jin itu tidak mengganggunya lagi setelah itu “.

Sangat jelas sekali di sini imam Ibnu Qutaibah mempercayai adanya kesurupan karena jin. Dan masih banyak lagi ulama Ahlus sunnah lainnya yang memiliki keyakinan seperti ini. Maka apakah mereka semua dikatakan memiliki akidah dungu sebagaimana statmen orang jahil itu ?? Andai bab ini tidak ada pembahasannya dalam Islam, mungkin kita akan taslim (menyerahkan) persoalan ini kepada ahli kejiwaan modern atau ahli hypnosis. Namun apakah kami menolak adanya kesurupan yang bukan karena jin, tetapi karena sebab lainnya semisal gangguan saraf otak secara medis, atau gangguan mental secara psikis ? tentu tidak, karena dalam wawasan pengobatan islam pun mencactat pula adanya kesurupan karena gangguan otak yang disebut dengan shar’ul akhlath dan sangat Panjang jika saya bahas di sini. 
Maka sangatlah jahil dan idiot sekali jika ada orang yang langsung memastikan dan mengklaim bahwa jika ada orang yang kesurupan itu bukan karena jin tetapi murni abreaksi karena gangguan mental atau medis. Pun praktisi ruqyah yang mengklaim kesurupan jin pada suatu kasus pesakit yang diruqyahnya, setelah melihat tanda-tanda penguat yang ada padanya. Syaikh Badruddin Asy-Syibli penulis kitab Aakamul Marjan saja tidak berani memastikan orang kesurupan itu Gerakan dirinya sendiri atau dikontrol oleh jin, meskipun indikasi besarnya syaikh Badruddin lebih condong ke pendapat imam Ahmad ini yaitu percaya adanya Gerakan kesurupan dari jin. Kok ada orang yang berani sekali menafikan adanya Gerakan kesurupan karena jin.

Bersambung part 3

Dalil adanya kesurupan jin

𝙋𝙚𝙢𝙗𝙪𝙠𝙩𝙞𝙖𝙣 𝘼𝙗𝙚𝙧𝙚𝙖𝙠𝙨𝙞 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙪𝙠𝙩𝙞𝙖𝙣 𝙆𝙚𝙨𝙪𝙧𝙪𝙥𝙖𝙣 ? Part 2 (Ibnu Abdillah Al-Katibiy, 04-12-2024) Ken...