Search This Blog

Sunday 29 October 2023

Perbedaan Ruqyah (jampi) Syariyyah dengan syirkiyyah

Sabda Rasulullah S.A.W bermaksud:

“Dari ‘Auf Ibn Malik, katanya: Dahulu kamu melakukan jampi di zaman jahiliah, lalu kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat tuan dalam hal ini? Beliau bersabda: Perlihatkanlah kepadaku jampi-jampimu itu. Tidak mengapa melakukan jampi-jampi itu selama tidak mengandungi hal-hal syirik.” (Hadith Riwayat Muslim)

Menurut Dr. Yusuf al-Qardawi di dalam Kitab Fatawa al-Mu’asirah, suatu jampi itu harus dilakukan berdasarkan kepada tiga (3) syarat:


1. Ia mesti disasarkan kepada Allah S.W.T dan nama-namaNya.

2. Ia mestilah dituturkan dalam bahasa Arab dan kata yang boleh difahami maknanya.

3. Beriktikad bahawa ianya tidak memberi kesan dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah S.W.T.

Antara ciri jampi yang diharamkan adalah seperti berikut : 

1. Jampi yang mengandungi unsur syirik, pemujaan jin, syaitan, menggunakan ilmu hitam atau sihir.

2. Menggunakan bahasa yang tidak difahami atau bercampur aduk seperti memulakan jampi dengan “Bismillah atau Alhamdulillah” kemudian diselangi dengan nama-nama hantu atau jin seterusnya disudahi dengan ucapan “Berkat kata Lailahaillallah Muhammadar Rasullulah” atau seumpanya.

3. Menggunakan azimat atau tangkal sebagai pelindung

Firman Allah, Surah Yunus: ayat 106 yang bermaksud:


“Dan janganlah engkau menyembah atau memuja yang lain dari Allah, yang tidak dapat mendatangkan manfaat kepadamu dan juga tidak dapat mendatangkan mudharat kepadamu. Sekiranya engkau mengerjakan yang demikian maka jadilah engkau orang-orang yang berlaku zalim (terhadap diri sendiri dengan perbuatan syirik itu)”.


Contoh amalan perubatan tradisional yang tidak mengikut syariat Islam:

  • Pengamal menggunakan pertolongan jin (termasuk jin Islam) dalam rawatan perubatan.
  • Pengamal menggunakan sihir, ilmu hitam, silap mata, tukang nujum atau ramalan tapak tangan.
  • Pengamal mengaitkan suatu pengeras dengan suatu akibat.
  • Pengamal melakukan perkara syirik seperti sembelih binatang, sembah pantai, buang ancak dan lain-lain.
  • Pengamal menggunakan bacaan jampi yang tidak difahami.
  • Penggunakan menggunakan tangkal dan azimat yang berupa rajah atau bercampuraduk dengan ayat Al-Quran.
  • Pengamal membaca ayat Al-Quran secara terbalik.
  • Pengamal memberikan syarat yang bercanggah dengan aqidah, syariah dan akhlak Islam. (contoh: pesakit wanita perlu bersendirian dengan pengamal)


Nabi SAW pernah mengeluarkan jin dari badan pesakit tanpa doa dan tanpa baca ruqyah Ayat Qur'an

Di kisahkan , ketika Rasulullah SAW meruqyah sahabatnya yg bernama Utsman bin Abil Ash,ketika di tugaskan Rasulullah berdakwah di daerah tha'if,dia seringkali mengalami gangguan ketika solat iaitu seringkali lupa jumlah raka'at lalu dia datang menemui Rasulullah lalu menceritakan masalahnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Itu adalah gangguan syaitan,mari dekat kepadaku!".
Saat dia mendekat dan duduk diatas kedua kakinya sendiri,Rasulullah memukul dadanya dengan tangannya serta meludahi mulutnya lalu membentak, "keluarlah wahai musuh Allah!" beliau mengulangi sampai tiga kali,kemudian bersabda, "Buatlah tugasmu!" setelah itu Utsman berkata: "Demi Allah,setelah itu saya tidak pernah terkena gangguan lagi".
(HR. Ibnu Majah dengan sanadnya yang Shahih,perawinya juga boleh dipercayai)

Nabi SAW menyebut "keluar wahai musuh Allah (ukhruj ya aduwallah ) itu bukan ruqyah,tapi hanya kata-kata perintah agar jin keluar dari badan, bukan ayat Qur'an, bukan doa. karena ruqyah itu adalah jampi atau bacaan yg berisi ayat Qur'an, atau doa' doa' kepada Allah , ini menunjukkan kaedah apapun boleh di gunakan asalkan jin keluar dari badan.

Kaedah Nabi dengan cara memukul dada ustman dan meludahi mulutnya itu juga tidak bisa di pakai pada semua pesakit, karena kalau pesakitnya perempuan, sedangkan peruqyah nya laki2, hal ini malah menimbulkan fitnah.

   Tidak ada nash dalil yang menyebutkan Nabi SAW mewajibkan kaedah yang pernah Nabi lakukan untuk mengeluarkan jin dari badan pesakit ,bahkan para sahabat ketika meruqyah juga tidak mengikut kaedah yang pernah di buat Nabi yaitu menepuk dada sambil berkata ukhruj ya aduwallah sambil meludahi mulut pesakit. Mengeluarkan jin dan sihir itu bukan ibadah, tapi hanya pengobatan, jadi caranya menurut ijtihad masing-masing ,jangan mudah menyalahkan kaedah orang lain.

Adapun kalau bacaannya atau ruqyahnya itu yang wajib syar'i ya'ni tidak ada unsur kesyirikannya. Sebagaimana dalam nash Hadist, 

Sabda Rasulullah S.A.W bermaksud:

“Dari ‘Auf Ibn Malik, katanya: Dahulu kamu melakukan jampi di zaman jahiliah, lalu kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat tuan dalam hal ini? Beliau bersabda: Perlihatkanlah kepadaku jampi-jampimu itu. Tidak mengapa melakukan jampi-jampi itu selama tidak mengandungi hal-hal syirik.” (Hadith Riwayat Muslim)

Di Hadist ini Nabi hanya bersabda :" tunjukkan ruqyahmu (bacaan jampi kamu), bukan bersabda tunjukkan kaedah ruqyah mu, jadi selagi bacaan kita tidak mengandung unsur kesyirikan, maka di boleh kan.

Adakah peruqyah syar'iyyah yang suka menyalahkan kaedah perawat lain itu  menggunakan kaedah sama persis seperti yg di buat Nabi SAW dalam mengeluarkan jin yg ada di badan ustman dengan cara memukul dada dan menyemburkan ludah di mulut setiap pesakit baik laki-laki maupun perempuan?

Rawatan mengeluarkan jin itu termasuk pengobatan, bukan termasuk bab agama.ada banyak kaedah yg boleh di gunakan. Nabi SAW datang untuk membawa agama dan menyebarkan agama, bukan untuk membuka pusat rawatan dan mengajarkan kaedah2 tertentu untuk mengeluarkan jin dari badan , dan tidak mewajibkan menggunakan kaedah yg pernah di buat Nabi SAW, krna para sahabat pun ketika meruqyah juga tidak menggunakan kaedah yg sama persis seperti yang Nabi SAW pernah lakukan. 

Inilah rahasia kelemahan jin

Kenapa hanya dengan kata-kata " keluar hai musuh Allah pesakit itu trus muntah atau jin keluar? Dan kenapa ketika di jurus jin itu kesakitan? Jawabannya adalah krna jin itu berbadan halus (bukan berbadan padat seperti manusia) sehingga jin itu sangat sensitif dengan kata-kata dan energi jurus olah nafas. jadi bukan berarti jurus itu ada khodam nya dan bukan berarti kata-kata ukhruj ya aduwalloh itu kata-kata yg sakti, tapi rahasia nya ada pada tubuh jin itu yg sangat halus, sehingga sangat sensitif dengan kata-kata, bacaan-bacaan, ayat-ayat Qur'an, dan energi jurus olah nafas. 

Jadi utk membedakan org itu histeria (Anxiety) dan kerasukan jin  cukup mudah : klw tidak ada reaksi ketika  di bacakan ayat Qur'an, atau dengan kata2 ukhruj ya aduwalloh, tidak mempan di jurus, ya itu namanya histeria /Anxiety, bukan kerasukan jin.

Jadi ketika ada jin yg kesakitan ketika  terkena isyaroh dari olah nafas asma'Al-Hirzi itu krna jin itu tubuhnya halus, jadi sangat sensitif/peka terhadap kata kata (sebagaimana Nabi SAW ketika mengeluarkan jin dari badan hanya cukup guna kata perintah Keluar hai musuh Allah ) dan juga sangat sensitif terhadap serangan energi bacaan yg dah tersimpan di dalam badan hasil dari olah nafas . jadi badan jin yg halus itu ada kelebihannya yaitu mereka tak terlihat, tapi justru ada kelemahan di balik kelebihannya, yaitu dia sangat sensitif terhadap kata-kata dan serangan energi aura bacaan yg tersimpan di badan.
Di dalam Pusat Terapi Al-Hirzi kita menggunakan 2 kaedah rawatan, yaitu :
1) Ruqyah Ayatul Hirzi
2) Olah nafas asma'Al-Hirzi tanpa khodam jin, tanpa tahayul, tanpa khurafat, dan bisa di jelaskan secara ilmiah.
Tidak ada unsur kesyirikan di dalamnya.
Wallahu A'lam. 

Tuesday 24 October 2023

Apa itu Sukma (Ruhul Yaqdhoh)

Dalam kitab Ahaaditsus-Sihri war-Ruqyati Fil Kutubi was Sunnati Diroyatan wa Riwayatan dikutipkan pendapat dari al-Imam Al-‘Izz bin ‘Abdissalam bahwa yg disebut RUH dalam diri manusia itu terbagi menjadi dua:
(1) RUHUL YAQDZOH alias ruh kesadaran (sukma) 
Ruh yaqdzoh inilah yg bisa keluar masuk di saat kondisi manusia masih bernafas, masih hidup, dan tentunya belum mati…
Kapan ia keluar dan kapan masuknya lg ?
Tentu saat kita tidur, setiap malam bisa dibilang ruh yaqdzoh (kesadaran) kita pergi entah kemana…
Jika tidurnya diawali dgn membaca doa dan sunnah sebelum tidur, maka ruh yaqdzoh yg keluar akan dijaga malaikat sehingga tidak dipermainkan oleh setan atau dibawa setan utk ditakut-takuti dgn mimpi buruk.. (banyak hadits yg menjelaskan hal ini)..
Ruh yaqdzoh telah Allah tetapkan kerjanya untuk MENGAKTIFKAN KESADARAN manusia secara full…
Nah klo si Ruh Yaqdzoh ini keluar dan memisahkan diri dari tubuh manusia, maka kondisi manusia saat itu menjadi tidak sadar, tertidur atau pingsan…
Di saat itulah setan akan mengambil perannya…
(2) Adapun Ruh yg kedua adalah RUHUL HAYAH atau Ruh kehidupan (nyawa) …
Ruhul Hayah inilah yg menjadi RAHASIA PATEN milik Allah Ta’ala semata.. tak ada makhluq yg mengetahui hakikatnya, tak bisa direka dimana ia bersemayam, dan tak bisa diprediksi kapan ia keluar ..
Karena saat ruhul hayah ini keluar maka manusia akan mati.. karena Allah menetapkannya untuk mengaktifkan KEHIDUPAN MANUSIA atau MEMATIKANNYA…
Jd levelnya ini tidak lg antara SADAR dan TIDAK SADAR, melainkan antara HIDUP atau MATI…
Saat ruh kehidupan masih di kandung badan, manusia HIDUP..
Tetapi jika ia sudah memisahkan diri dari tubuh manusia, maka manusia MATI…

Bedanya antara RUHUL YAQDZOH dengan RUHUL HAYAH :
1.Ketika ruh yaqdzoh (kesadaran) keluar dari tubuh, maka manusia masih tetap HIDUP, belum mati, hanya saja kesadarannya tidak full atau hilang…
2.Ketika ruh yaqdzoh keluar, ruhul hayah tetap menetap di tubuh jika memang belum saatnya meninggal..
3.Ketika Ruhul hayah keluar, secara otomatis ruh yaqdzoh pun ikut keluar karena TAK ADA LAGI KEHIDUPAN saat ruh hayah ini Allah keluarkan dari tubuh, dan ketika tak ada kehidupan maka tak ada lagi KESADARAN (bangun tidur, siuman, dan yg smacamnya)..
4.Ruh yaqdzoh bisa dimainkan setan, ruhul hayah tak bisa dipermainkan..
Diantara bukti setan tak mengetahui hakikat ruhul hayah dan tak bisa mempermainkannya ada di surat Saba’ ayat 14 : 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلٰى مَوْتِهٖۤ اِلَّا دَآ بَّةُ الْاَ رْضِ تَأْ كُلُ مِنْسَاَ تَهُ ۚ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ اَنْ لَّوْ كَا نُوْا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوْا فِى الْعَذَا بِ الْمُهِيْنِ 
"Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan."
(QS. Saba' 34: Ayat 14)


Pembahasan sukma di dalam Qur’an :
QS. Azzumar ayat 42 :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَ نْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَا لَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَا مِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُ خْرٰۤى اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 42)
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Allah menahan jiwa orang yang telah mati dan melepaskan jiwa orang yang hidup, dan tidak pernah terjadi kekeliruan dalam hal ini
Roh dan Nafs  (jiwa) al-Ghazali
Al-Ghazali menafsirkan ayat ini, yaitu manusia memiliki kehidupan roh dan jiwa. Ketika mereka tertidur, maka yang keluar dari badannya bukanlah rohnya, melainkan jiwanya. Jiwanya keluar dan naik ke atas. Rohnya tetap ada dalam kehidupannya yaitu dalam jasadnya.
Oleh karena itu ketika dia bermimpi, jiwanya kembali ke jasadnya lalu masuk dalam kehidupannya dan memberitahukan kepada roh tersebut, bahwa ia bermimpi begini dan begitu. Begituh juga dengan kematian, jika Allah hendak mematikannya, maka Dia-Allah memegang jiwanya yang keluar itu.

Monday 23 October 2023

Cara mengobati penyakit Ain

KESAN MANDI AIR WUDHUK❗️
Untuk Menghilangkan Pengaruh AL-AIN Dari Diri Sendiri & Ahli Keluarganya.

DALILNYA 👇🏻

KAEDAH PENGUBATAN MANDI AIR WUDHUK

Dari Abu Umamah Bin Sahl Bin Hunaif, Beliau berkata bahawa, Amir Bin Rabi'ah berjalan melewati Sahl Bin Hunaif yang sedang mandi. Lalu Amir berkata: "Aku tidak pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini." Tidak lama kemudian Sahl terjatuh (pengsan). Lalu dibawalah Sahl ke hadapan Rasulullah SAW. Baginda bertanya; "Menurut kalian, siapa yang kalian duga kuat sebagai penyebab pengsannya Sahl?". Mereka menjawab : "Amir bin Rabi'ah." Nabi Muhammad SAW berkata kembali : "Mengapa salah seorang diantara kalian hendak membunuh saudaranya? Jika salah seorang diantara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan yang ada pada saudaranya, maka hendaklah dia mendoakan keberkahan untuknya." 
Kemudian Rasulullah saw neminta air. Baginda perintahjan Amir bin Rabi'ah agar berwudhuj dengan air itu. Amir pun berwudhuk. Kemudian air bekas wudhuk itu pun dituangkan kepada Sahl bin Hunaif. Lalu Sahl bin Hunaif sedar kembali. 

(HR Imam Ahmad dalam Musnadnya, 3/486, 487)

Penyebab orang yang di ruqyah jadi muntah bahkan kesurupan

Tanya : Kenapa orang yang diruqyah selalu muntah dan orang diruqyah kenapa jadi kesurupan? Jawab : Mual dan muntah adalah salah satu reaksi ...